Selasa, 13 Mei 2014

Memoriam Yang Terulang di Festival Timur Tengah UI


Semua ini berawal dari keinginan untuk menaklukkan UniversitasIndonesia (UI). Berbeda dengan kampus-kampus lain seperti UNJ, UGM, UNPAD, UM, dll kami belum bisa menaklukkan kancah debat UI. Meski mendapat juara di Lomba Menyanyi Arab di UI tahun lalu, keinginan untuk menang di debat amat besar. Saya, (Imam PBA  bertekad melanjutkan perjuangan senior kamiUntuk itu, saya mengajak teman anggota debat Al-Kindy PBA (angkatan 2011)  untuk berpartisipasi. Terbentuklah sebuah tim debat utusan jurusan PBA yaitu Fahmi fathoni, Diah dina Aminata dan Imam Athoir Rokhman Kamibertekad berangkat ke UI bersama-sama teman-teman kontingen jurusan. Pemberangkatan lomba debat ke UI dari jurusan PBA mendapatkan dukungan penuh dari pihak jurusan PBA dan pengurus HMJ PBA, hal ini dibuktikan dari kepengurusan dana dll, yang semuanya ditanggung jawabi penuh oleh pengurus HMJ PBA dan di bantu oleh pihak jurusan PBA. Tim kontingen debat PBA berangkat ke UI Depok pada hari Sabtu sore, keikutsertaan kami di lomba debat FTT UI diharapkan memberikan prestasi baru untuk jurusan PBA, karena beberapa tahuin ini belum ada prestasi yang dipersembahkan untuk jurusan PBA oleh mahasiswa PBA
.
Sesampainya disana, kami langsung bersiap-siap untuk berlaga. Doa tak putus kami panjatkan. Hingga tibalah hari pertama, saat baca berita dan babak penyisihan debat dimulai. Grup debat UIN Maliki 1 yang kali ini diwakili oleh Mahasiswa Jurusan BSA melawan UNPAD 1 dan grup debat UIN Maliki 2 yang kali ini diwakili oleh Mahasiswa Jurusan PBA melawan UNPAD 2. Grup 2 tampil sangat baik melawan rival yang amat berat, begitu pula Grup 1, meskipun mereka diuntungkan karena lawan lebih ringan.
Saat pengumuman hasil penyisihan, seluruh aula terasa tegang. Dan hasil penyisihan dimenangkan oleh Tim Debat UIN MALIKi 1 (BSA) dan Tim Debat UIN MALIKi 2 (PBA) Sebagian penonton mendukung UIN Maliki 1, sebagian mendukung UIN Jogja 1.  Tak disangka, UIN Jogja unggul dengan selisih 4 poin.  Kami tertunduk sedih dan kecewa. Namun syukurlah, Grup 2 lolos ke babak perdelapan final.
Lawan kami (Tim Debat PBA)  selanjutnya adalah UIN Jogja, yang terlebih dahulu mengalahkan salah satu kandidat juara yaitu Tim UGM Dengan waktu 1 hari, kami mempersiapkan diri sebaik mungkin. Setiap personil tapil maksimal dan percaya diri. Lawan pun terlihat kewalahan dengan performa kami saat itu. Saat pengumuman hasil lomba, kami  yakin akan lanjut ke babak semifinal dan meraih juara, keyakinan kami juga didukung oleh Dosen Bahasa Arab UM dan UAD (universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta) yang pada saat itu beliau rela meluangkan waktunya untuk melihat tim debat bahasa Arab dari PBA UIN MALIKI MALANG.  Sekali lagi, tak disangka,  kami diputusakan kalah dengan perbedaan skore yang sangat tipis yaitu 222 dan 224. Kami sangat terkejut, begitu pula penonton di sekitar ruangan. Hampir seluruhnya memprediksi bahwa kamilah yang akan maju sebagai juara.  Keputusan dewan juri yang diberikan pda perlombaan tersebut sangat tidak adil karena tim UIN Jogja melakukan banyak kesalahan yang mencakup aspek Adab, disaat perlombaan salah satu pembicara dari tim  UIN jogja mengutarakan ungkapan rayuan (dalam bahasa Arab) kepada pembicara ketiga kami yang pada kali ini adalah wanita, kalau kita berpegangan pada perauran perlombaan debat internasional tindakan seperti itu bisa membuat tim tersebut kalah secar mutlak.
Keesokan harinya, ketika menghadiri penutupan FTT UI kami tetap merasa malu harus pulang ke Malang hanya dengantangan kosong. Kami merasa bersalah pada pihak fakultas, jurusan, HMJ PBA dan semua orang yang telah mendukung kami dengan tulus.
Sebelum pulang, kami berkumpul di depan tugu asrama UI dan berazam bersama, bahwa perjuangan kami belum berakhir sampai disini. Kami akan terus berjuang hingga mampu menaklukkan cabang-cabang lomba lain di FTT-UI, terutama debat. Kami akan membanggakan fakultas dan kampus kami yang telah berjasa mengantarkan kami kesini. Azam itu kami tutup dengan memanjatkan doa bersama. Semoga Allah mendengar dan mengijabah apa yang kami harapkan. Selanjutnya, kami pasti akan berbuat lebih baik lagi. Kami yakin akan hal itu. Bismillah

0 komentar:

Posting Komentar